Kamis, 09 Juli 2009

Warnet & Tanggung Jawab Moral

"... dan janganlah keterlambatan rizki membuat kamu mencarinya dengan berbuat maksiat kepada Allah. " (Al-Hadits)

Menilik dari penggalan hadits diatas, tentunya kita dapat menarik suatu kesimpulan. Dalam kondisi terjepitpun, kita tidak diperbolehkan untuk mencari rejeki dengan cara maksiat. Apalagi bila kita dalam keadaan yang lapang dan mudah. Tetapi, apakah hal ini sudah kita implementasikan dalam pekerjaan kita sehari-hari??

Warnet, suatu usaha yang pada awalnya diciptakan sebagai sarana untuk pendidikan, informasi, jejaring sosial dan komunikasi, sekarang bergeser sedikit demi sedikit keluar dari jalur yang semestinya. Karena saya berposisi sebagai pemilik warnet, maka saya akan melihat hal ini dari sisi pemilik warnet.

Bulan-bulan pertama saya buka warnet, sempat terjadi pertentangan dua sisi di dalam hati, saat melihat banyak orang yang berbuat (maaf) maksiat di KODOK IJO, yaitu "pornografi". Di satu sisi, ini adalah rejeki buat saya, namun di sisi lain, ini adalah sebuah dosa bagi saya, karena memberikan fasilitas untuk berbuat maksiat. Yang lebih membuat hati saya miris, saat melihat anak-anak SD, SMP mengakses website porno. Saya cuma membayangkan, bagaimana seandainya hal ini terjadi pada anak saya, bagaimana seandainya hal ini terjadi pada ponakan saya, bagaimana hal ini terjadi pada anak-anak yang kita sayangi?? Hampir sebulan saya memikirkan hal ini, sampai akhirnya saya ambil keputusan yang saya rasa adalah pilihan terbaik, "blokir website porno".

Diawal, sangat terasa berat. Karena pendapatan saya menurun secara signifikan. Tapi, itulah resiko yang harus saya bayar demi suatu yang saya anggap sebagai tanggung jawab moral terhadap pekerjaan. Syukur Alhamdulillah ya Allah, masih Kau bukakan pintu rejeki buatku. Walaupun sedikit, bagiku sebuah anugerah yang semoga membawa barokah bagiku dah keluargaku. Ternyata, masih ada orang-orang yang ke warnet, murni untuk pendidikan, informasi, jejaring sosial, ataupun komunikasi.

Dari sini, saya ingin mengajak rekan-rekan sesama pemilik warnet, mari kita wujudkan internet sehat di warnet kita dengan cara :

1. Blokir Website Porno
Walaupun tidak semua website bisa kita blokir (mengingat jumlahnya sangat banyak dan tumbuh setiap hari) tetapi setidaknya kita mampu membatasi.

2. Buat Sekat Yang Terbuka
Dengan alasan privasi, banyak warnet yang memberikan sekat tertutup. Sehingga sering disalahgunakan untuk ajang mesum.
Secara kebetulan, saat saya menulis ini, ada temen pemilik warnet yang sambat: "aku sumpek warnetku ge pacaran terus". Padahal sekatnya ga terlalu tertutup. Bagaimana kalo tertutup??
Betul kata bang napi: "kejahatan bukan hanya karena ada niat, tapi juga karena ada kesempatan". Sebenarnya, privasi sebuah warnet sudah cukup sepanjang layar monitor tidak terlihat oleh user lain. Jadi sekat hanya cukup di kanan dan kiri.

3. Jangan Menyediakan Film Porno
Ditinjau diri sisi manapun, ha ini adalah salah. Terutama dari sisi agama dan hukum.

4. Selalu Chek Data Komputer Client
Terkadang ada juga file atau film hasil download yang tertinggal di komputer, chek dan hapus bila ada.

5. Meminimalkan penggunaan software-software illegal.

6. Lengkapi perijinan yang diperlukan.

7. Perhatikan dan jaga keharmonisan lingkungan, karena kadang warnet buka sampai pagi.

Coba renungkan apakah sudah ada suatu tanggung jawab moral dalam usaha kita?? Jawabnya ada pada diri kita masing-masing. Mari kita wujudkan internet sehat di warnet kita dan kita rubah persepsi internet=pornografi menjadi internet=edukasi, demi masa depan bangsa yang lebih baik.
Wassalam.

2 komentar:

  1. Mantapz cak, smoga boz2 warnet lain punya pemikiran yang sama dengan ente..

    BalasHapus
  2. Suwun mas amri... Sukses juga...

    BalasHapus